Sunday, December 22, 2019

Sedekah

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. QS Al-Baqarah:261

Dari sahabat Anas diceritakan bahwa Rasulullah bersabda, ketika Allah menciptakan bumi dan bumi itu bergerak tak tenang, Allah menciptakan gunung yang kemudian diletakkan di atas bumi, barulah bumi itu tenang. Kejadian ini membuat para malaikat takjub dan bertanya, ya Allah adakah makhluk yang Engkau ciptakan yang lebih hebat dari gunung? Ada, besi. Kalau yang lebih hebat dari besi? Ada, api. Kalau yang lebih hebat dari api? Ada, air. Kalau yang lebih hebat dari air? Ada, angin. Kalau yang lebih hebat dari angin? Ada. Setiap anak cucu Adam yang bersedekah dengan tangan kanannya yang tidak diketahui oleh tangan kirinya. Itu lebih hebat daripada angin.

Kehebatan sedekah anak cucu Adam ini harus memenuhi lima kriteria. Pertama, sedekahnya harus disamarkan karena firman Allah pada QS Al-Baqarah:271, "Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu". Sebab itulah banyak orang-orang terdahulu yang menyamarkan sedekah mereka. Sehingga banyak dari mereka yang bersedekah kepada orang fakir yang buta dan tak mungkin ia mengenalinya. Adapula yang mengikatkan sedekahnya pada baju si fakir saat tertidur lelap, adapula yang meletakkan di jalan yang biasa dilalui oleh orang fakir agar bisa mereka ambil tanpa mengetahui siapa yang meletakkan sedekahnya.

Kedua, harus berhati-hati agar tidak mengungkit-ungkit pemberiannya dan memberikan dengan tidak menyakiti perasaan orang yang diberi. Selaras dengan firman Allah pada QS Al-Baqarah:264 "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia".

Ketiga, sedekah yang dikeluarkan harus yang paling baik. Sebagaimana yang difirmankan Allah di dalam surah Ali 'Imran ayat 92 "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai". Sehingga tidak masuk pada golongan yang difirmankan Allah pada surah An-Nahl ayat 62 "Dan mereka menetapkan bagi Allah apa yang mereka sendiri membencinya".

Rasulullah pun bersabda, sesungguhnya Allah itu adalah Dzat yang Maha Baik dan tidak akan menerima kecuali yang baik pula, yaitu yang halal. Sufyan Al-Tsauri berkata, siapa yang bersedekah dengan yang haram untuk ketaatan kepada Allah, itu sama halnya mencuci baju dengan air kencing. Baju itu tidak akan pernah suci jika tidak dicuci dengan air yang suci pula. Sama dengan dosa, tidak bisa dibersihkan kecuali dengan bersedekah dengan yang halal.

Keempat, memberikan sedekah dengan wajah yang berseri, bahagia dan tak menampakkan wajah sendu. Hal ini juga dijelaskan di dalam Al-Quran "Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati". QS Al-Baqarah:262.

Karena hal itu Nabi mengatakan, sedirham itu lebih baik daripada seratus ribu dirham. Maksudnya adalah sedirham yang halal dan diberikan dengan wajah berseri bahagia itu lebih utama daripada seratus ribu dirham yang diberikan dengan wajah sendu.

Terakhir selektif. Maksudnya adalah memilih yang lebih pantas untuk diberi sedekah. Seperti memberikan sedekahnya kepada orang alim yang sholih. Ia hanya menggunakan hartanya untuk ketaatan kepada Allah dan untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah semata.

No comments: